Film Produksi Daerah yang Berkualitas

Dari ulasan pada blog setianakaandrian.blogspot.co.id , saya setuju bahwa alasan utama sulitnya perfilman Indonesia adalah keterbatasan dana. Apalagi jika pihak produksi film tersebut merupakan perusahaan yang baru merintis usaha perfilman. Sebenarnya bukan hanya masalah dana saja, tapi kreatifitas dan ide yang dapat menggugah selera masyarakat untuk menonton film yang dirilis juga sangat penting.

Jika kita lihat banyak masyarakat yang lebih suka melihat film adaptasi novel. Apalagi pemeran dalam film tersebut adalah aktor yang terkenal. Hal tersebut dapat menunjang bahwa film tersebut akan disukai masyarakat. Itulah salah satu alasan mengapa dana menjadi sangat penting. Misal saja film "5 cm" yang merupakan adaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama. Novel karya Donny Dhirgantoro tersebut tak hanya menarik dari segi cerita saja. Latar pemandangan dan aktor yang memerankan film pun menjadi hal yang membuat penonton semakin tertarik untuk menonton.

Film layak tonton tak sekadar film yang sudah diputar diseluruh nusantara. Namun film yang hanya diputar di suatu daerah juga patut ditonton. Apalagi film tersebut mempunyai kualitas yang tak diragukan lagi. Sebenarnya banyak sekali sineas muda yang memproduksi film di daerah. Seperti pada ulasan blog ini yang membahas rkfk dan film garapan mustofa. Saya sedikit tertarik untuk menonton film tersebut. Dari sedikit ulasan tentang film tersebut, saya berharap bahwa film tersebut akan benar menjadi ikhtiar untuk  kesadaran masyarakat.

Tak hanya di Rumah Kreatif Film Kendal (RKFK) saja yang memproduksi film di daerah.Menurut bintang.com , Makassar juga memproduksi film bahkan telah memenangkan penghargaan dari IBOMA 2017. Film tersebut berjudul Uang Panai. Selain itu, saya kutip dari laman kompasiana ada Sumatera Utara yang memproduksi film film berkualitas. Hal ini membuktikan bahwa film produksi daerah pun mendapat perhatian dari masyarakat.

Perfilman di Indonesia patut diapresiasi karena usaha untuk membuktikan bahwa perfilman Indonesia tidak kalah dengan perfilman luar negeri. Seharusnya pemerintah juga mendukung perfilman di Indonesia meskipun ditingkat daerah.

Komentar